Arsip untuk Maret, 2009

Angin

angin

 

 

 

 

 

 

 

Masih lekat dalam ingatan. Waktu itu, pada batas antara malam dan pagi. Sejak matahari tergelincir meninggalkan senja, hujan menggelontor lebat sampai dahan-dahan pohon tua di jalanan rumah merunduk mencium tanah.

Hampir dua setengah jam saya memandang keluar jendela, memandangi titik-titik air yang jatuh berebutan. Hampir selama itu pula saya berbicara melalui telepon dengan perempuan mengagumkan itu.

Kapasitas otak pada jam segitu hanya tersisa setengah trance saja, dan saya terkejut bagaimana bisa menanggapi cerita dan menandingi celotehnya. Lanjutkan membaca ‘Angin’


Komentar Terbaru